Budaya Tongkonan, Jantung Kehidupan Sosial dan Spiritual Tan

S

Siska Audia

02 Oct 2024

UNWTO atau United Nations World Tourism Organization menetapkan hari pariwisata dunia pada tanggal 27 September. Tahun 2024, UNWTO mengusung tema “Pariwisata dan Perdamaian” (Tourism and Peace). Pemilihan tema bertujuan untuk memajukan perdamaian, pemahaman antar budaya dan proses rekonsiliasi ( proses penyelesaian konflik). UNWTO mempunyai misi pada tahun ini untuk mempromosikan pariwisata yang berlandaskan akulturasi budaya. Menggabungkan dua aspek budaya berbeda menjadi satu kesatuan utuh. 

Budaya tongkonan atau rumah adat tongkonan merupakan bentuk pariwisata yang menghubungkan dua unsur berbeda menjadi satu kesatuan. Akulturasi budaya antara kepercayaan animisme dengan agama kristen tercipta pada budaya tongkonan. Nilai sakral yang tercipta diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan kepercayaan, menghubungkan antara dunia manusia dan dunia arwah leluhur. 

Budaya tongkonan adalah rumah adat khas Tanah Toraja di Sulawesi Selatan. Rumah adat ini memiliki daya tarik dari bentuk arsitektur khas dengan atap melengkung menyerupai perahu dan tanduk kerbau, serta dinding yang dihiasi dengan ukiran yang kaya akan simbol. Rumah adat tongkonan bukan hanya sebagai rumah tinggal, melainkan menjadi pusat kehidupan masyarakat Toraja atau tempat berkumpulnya keluarga besar. Semua keputusan penting terkait suatu permasalahan, dilakukan dalam Tongkonan. 

Tongkonan juga melambangkan status sosial pemiliknya. Status sosial dilihat dari banyaknya ukiran dan besar ukuran pada Tongkonan. Ukiran yang lebih kaya dan rumit menunjukkan status sosial yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh biaya yang besar dan keahlian khusus dalam membuatnya.  Sejarah dan asal usul leluhur juga mempengaruhi status sosial di Tanah Toraja.  Banyaknya kerbau yang dimiliki masyarakat pun menjadi standar status sosial. 

Wisatawan yang mengunjungi rumah adat Tongkonan dapat mempelajari dan memahami nilai-nilai budaya Toraja. Interaksi akulturasi budaya di Toraja, mendorong nilai toleransi dan pemahaman antar budaya sebagai bentuk promosi perdamaian. Bentuk toleransi dapat dilihat pada pengaruh “Aluk Todolo”. Aluk Todolo merupakan kepercayaan asli suku Toraja, yang menekankan pada ritual-ritual pemuja leluhur dan alam. Salah satu bentuk ritual yakni upacara kematian “Rambu Solo”. Dimana jiwa orang meninggal diyakini memerlukan bantuan untuk mencapai puya (dunia arwah). Setelah masuknya agama kristen, budaya ini mengalami modifikasi didalamnya. Upacara “Rambu Solo” tetap dilakukan dengan tambahan doa-doa kristen dan cara penghormatan sesuai ajaran kristen.  Disisi lain setelah masuknya agama kristen, fungsi dari rumah Tongkonan pun digunakan sebagai tempat upacara keagamaan dengan tetap mempertahankan fungsi awal sebagai pusat keluarga dan simbol keluarga. Bentuk-bentuk simbol ukiran pun sedikit mengalami modifikasi dengan tambahan unsur salib sebagai simbolisme kristen. 

Selain mempelajari budaya Toraja, keindahan yang ditawarkan pun tak kalah memukau. Terdapat pegunungan dan lembah hijau , Puncak Lolai yang dikenal sebagai “Negeri di Atas Awan” , serta Air Terjun Sarambu Assing yang patut dikunjungi. Selain budaya Tongkonan terdapat satu destinasi kebudayaan yang tak kalah menarik untuk dipelajari, yaitu kuburan tebing londa dan kete kesu. Tradisi dimana peti mati ditempatkan di tebing-tebing batu atau gua, dengan patung yang mewakili orang tersebut. 

Banyaknya destinasi wisata yang ditawarkan tentu membuat jiwa healing meronta. Untuk itu adapun beberapa tarif yang dikeluarkan untuk mengunjungi Tanah Toraja beserta fasilitas yang didapat, antara lain : 

  1. . Secara umum, biaya masuk ke desa-desa yang memiliki Tongkonan sekitar Rp10.000 hingga Rp20.000 per orang. 

  2. Jika mengikuti tur dengan pemandu dan transportasi biaya yang dikeluarkan sekitar Rp150.00 hingga Rp500.000 per orang. 

  3. Untuk pengalaman yang lebih lengkap, termasuk akomodasi, makanan tradisional, ritual dan penginapan harga yang ditawarkan mulai dari Rp1.500.000 hingga Rp3.000.000 per orang. 

Bagaimana tertarik untuk mengunjungi Tanah Toraja? Kapan lagi bisa belajar sambil memanjakan mata dengan pemandangan alam yang indah. Ditambah tradisi yang hanya bisa kita lihat di Toraja saja. Untuk informasi terkait pariwisata pembelajaran dan mengandung unsur toleransi dua budaya lainnya, kunjungi situs rootetrails.com untuk pengalaman menarik lainnya. 

References:

Riona,Nur.2024.Mengenal Rumah Adat Tongkonan Toraja, Sejarah hingga Keunikan Arsitekturnya.Retrieved 19 Agustus 2024,from 

Mengenal Rumah Adat Tongkonan Toraja, Sejarah hingga Keunikan Arsitekturnya (detik.com) 


Suyuti,2024.Suku Toraja: Sejarah, Budaya, Adat Istiadat, Dan Prinsip Hidup. Retrieved 19 Agustus 2024, from Suku Toraja: Sejarah, Budaya, Adat Istiadat, dan Prinsip Hidup Halaman 1 - Kompasiana.com