Mengenal Tradisi Ngejot di Bali, Wujud Toleransi Antar Umat

Z

Zahra Putri Rachmania

25 Sep 2024

“Tourism and Peace” begitu tema Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day tahun 2024. Tema ini dipilih bukan tanpa alasan. Dipilihnya tema ini bertujuan untuk menekankan bahwa pariwisata dapat berperan penting dalam mendorong perdamaian dan pemahaman antar bangsa. 

Jika berbicara mengenai perdamaian, tentunya Bali merupakan bukti konkret untuk melihat perdamaian dan kerukunan. Dalam hal ini, Tradisi Ngejot dapat menjadi contoh untuk melihat kerukunan dan perdamaian masyarakat Bali. Apa itu Tradisi Ngejot? Simak ulasannya di bawah ini!

“Ngejot”

Kalian mungkin asing dengan kata ini, tapi tahukah kamu kalau “Ngejot” berasal dari bahasa Bali yang artinya “memberi”. Oleh karena itu, Tradisi Ngejot merupakan tradisi memberi hadiah kepada umat beragama lain. 

Dalam agama Hindu, tradisi ini merupakan bentuk membalas kebaikan yang telah diberikan kepada mereka. Sementara dalam agama Islam, tradisi ini mirip dengan amalan sedekah namun diberikan kepada umat agama lain diluar Islam. 

Kapan dilaksanakan?

Tradisi ini biasanya dilaksanakan menjelang hari besar tertentu. Umat muslim merayakan tradisi ini pada Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Adha, Idul Fitri, dan Isra Miraj. 

Pada umat Hindu, tradisi ini dilakukan pada Galungan, Kuningan, dan Odalan. Begitu juga dengan umat beragama lain seperti Kristen yang dilakukan pada Hari Natal. 

“Hadiah” dalam Tradisi Ngejot

Menariknya, hadiah yang diberikan dalam tradisi ini bukan barang, loh! Umat yang merayakan biasanya akan memberikan sesuatu yang bisa dimakan. Misalnya umat Islam akan memberikan opor ayam dan ketupat kepada tetangga mereka yang beragama Hindu atau Kristen.

Begitu juga dengan umat Hindu yang akan memberikan ayam betutu kepada tetangga mereka yang beragama Islam atau Kristen. Tidak hanya makanan khas hari raya, buah, snack, kue, dan lain sebagainya juga bisa menjadi hadiah dalam tradisi ini.

Apa tujuannya?

Dengan saling memberi kepada antar umat beragama, tradisi ini bertujuan sebagai bentuk menghormati dan menghargai setiap individu terlepas dari perbedaan yang dimiliki. Tidak hanya itu, tradisi ini bertujuan untuk menciptakan kerukunan dan lingkungan masyarakat yang damai. 

Gimana? Keren bukan? Tradisi ini jadi bukti kalau perbedaan bukan jadi halangan untuk hidup rukun dan damai kok!

Kunjungi  laman website www.rootetrails.com untuk mendapatkan informasi lainnya!





References:

Al Khanza & Prajawira. (2022). Tradisi Ngejot: Makna dan Perilaku Keuangan (Studi pada Masyarakat Kampung Jawa Wanasari). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo. 8(1). 49-58

https://www.kintamani.id/tradisi-ngejot/

https://kemenag.go.id/daerah/mengenal-ngejot-tradisi-berbagi-umat-muslim-dan-hindu-di-bali-61swoq