Travel Stories from different
people globally

Top Travel Stories

Explore our latest stories from our active users
October 14, 2024 oleh Zahra Putri Rachmania

Kaya Rempah, 4 Kuliner Khas Kalimantan Timur yang Wajib Kamu

Perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur jadi topik hangat yang kerap dibicarakan semua orang saat ini. Selain pembangunan IKN, nyatanya banyak hal disana yang menarik untuk kamu jelajahi. Tidak banyak yang tahu kalau Kalimantan Timur juga punya kuliner khas yang unik dan wajib untuk kamu coba. Apa saja kulinernya? Simak dibawah ini ya!Sayur Asam Kutai(Sumber: sajiansedap.grid.id)Penggemar sayur pasti tidak asing dengan olahan sayur ini. Sayur asam biasanya terbuat dari jagung, kacang, daun dan buah melinjo, kacang panjang, labu siam dengan cita rasa khas yang sedikit asam. Berbeda dengan sayur asam pada umumnya, sayur asam Kutai menggunakan kepala ikan gabus utuh sebagai bahan utama. Menariknya, isian sayur yang digunakan juga berbeda dengan sayur asam biasanya, loh!Sayur asam kutai biasanya menggunakan sayur seperti kangkung, talas, dan jantung pisang baru.  Dengan cita rasa asam dan gurih seperti sayur asam pada umumnya, membuat sayur asam kutai jadi makanan wajib yang harus kamu coba!Ayam Cincane(Sumber: sripoku.com)Kalau kamu suka makanan yang medok, ayam cincane jadi jawabannya.  Seperti namanya, bahan utama dalam makanan ini adalah daging ayam. Kunci utama dalam masakan ini terletak pada bumbu. Makanan ini menggunakan berbagai rempah seperti santai, asam jawa, jeruk nipis, bawang, cabai, kemiri, lengkuas, jahe, daun salam, serai, terasi bakar, dna kecap asin. Bumbu tersebut digunakan untuk mengungkep ayam sebelum dibakar atau dipanggang. Proses pengungkepan sebelumnya membuat daging ayam menjadi lembut dan cita rasa rempah saat digigir.Gence Ruan(Sumber: wikimedia.org)Makanan ini berbahan dasar ikan gabus yang diolah dengan cara yang unik. Biasanya dalam mengolah ikan, kita akan membersihkan sisik, organ dalam, dan memotongnya. Namun berbeda dengan Gence Ruan, ikan gabus yang digunakan tidak dibelah dan dibersihkan sisiknya.Ikan akan langsung dibakar diatas bara api hingga menghitam. Kemudian akan dibelah ketika sudah matang. Makanan ini disajikan dengan sambal khas kutai yang disiram diatasnya. Pisang gapit(Sumber: @widyahalim)Kalimantan Timur juga punya pilihan makanan manis yang bisa kamu icip loh! Salah satunya adalah pisang gapit. Pisang sebagai bahan utama kemudian dijepit menggunakan alat dan dibakar hingga setengah matang.Untuk menambah cita rasa, pisang kemudian disiram dengan saus manis yang terbuat dari olahan gula merah, santan, dan daun pandan. Gimana? Menarikan? Itulah beberapa makanan khas yang wajib kamu coba kalau berkunjung ke Kalimantan Timur.Untuk informasi lainnya, kunjungi laman website kami di www.rootetrails.com.References:https://rri.co.id/samarinda/kaltim/daerah/1180563/sayur-asam-kutaihttps://kaltimtoday.co/5-makanan-khas-kutai-kartanegara-yang-wajib-dicobahttps://www.kemenparekraf.go.id/hasil-pencarian/7-kuliner-khas-kalimantan-timur-lezat-menggugah-selerahttps://www.fimela.com/lifestyle/read/5441376/10-makanan-khas-kalimantan-timur-paling-populer?page=3
Read Full Post
October 10, 2024 oleh Yopi Sanjaya

Bukit Bangkirai, Menyimpan Kekayaan Hayati yang Melimpah

Keberadaan IKN atau biasa dikenal Ibu Kota Nusantara ternyata menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Wilayah di Kalimantan Timur ini akan segera menjelma sebagai destinasi wisata alam yang sangat menakjubkan. Pengen merasakan suasana hutan hujan tropis yang masih alami? Ingin mencoba tempat wisata untuk menjajal petualangan yang menantang? Penasaran juga dengan kekayaan alam yang tersembunyi di tempat wisata yang dimaksud?Ternyata ada nih salah satu tempat wisata di sekitar IKN yang bisa direkomendasikan untuk Sobat Roote yaitu Bukit Bangkirai. Sobat Roote perlu tau nih bahwa Bukit Bangkirai dikelola oleh PT Inhutani sebagai bentuk dukungan untuk melestarikan hutan, wisata edukasi, dan wisata alam.Arena tampak depan dari Bukit Bangkirai (sumber: instagram/bukitbangkirai)Bukit Bangkirai terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tempat wisata ini ternyata memiliki luas hutan yang masih alami sekitar 1.500 hektar. Untuk mengetahui berbagai pesona yang tersembunyi di Bukit Bangkirai silakan disimak ya ulasan artikel ini.1. Menjelajahi Surganya Aneka Flora dan Fauna di Bukit BangkiraiTaman Anggrek, salah satu Kekayaan hayati yang terdapat di Bukit Bangkirai, kalimantan Timur (sumber: instagram/bukitbangkirai)Bukit Bangkirai ternyata menyimpan beraneka ragam tumbuhan  yang masih alami. Salah satunya pohon bangkirai yang ternyata cukup mendominasi di kawasan tersebut.Pohon Bangkirai yang hidup di Bukit Bangkirai memiliki umur rata - rata lebih dari 150 tahun dengan tinggi mencapai 40-50 meter dan ukuran diameternya sekitar 2,3 meter.Biasanya kayu dari pohon bangkurai dimanfaatkan untuk struktur bangunan rumah seperti membuat atap dan pagar. Kayu ini digunakan karena mempunyai ketahanan yang tinggi sehingga mampu bertahan lama.Selain itu, pengunjung bisa menjumpai berbagai pohon jenis lainnya seperti meranti, ulin, jengkol hutan, semangkok, dan gaharu di Bukit Bangkirai. Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa menemukan 3.000 jenis jamur, 13 jenis rotan, dan 45 jenis anggrek. Bahkan tanaman obat di kawasan ini juga ada seperti bajaka dan akar kuning.Adapun fauna yang terdapat di Bukit Bangkirai yaitu 113 jenis burung, berbagai jenis mamalia, dan serangga lainnya. Misalnya saja mamalia yang ada di kawasan ini yaitu monyet ekor panjang, babi hutan, owa-owa, beruk, lutung merah, bajing terbang, dan rusa kembar.2. Daya Tarik dari Jembatan Tajuk yang Bikin Wisatawan untuk Mencoba Petualangan AdrenalinPesona dari Canopy Bridge yang terdapat di Bukit Bangkirai, Kalimantan Timur (sumber: instagram/bukitbangkirai)Jembatan Tajuk atau yang dikenal Canopy Bridge menjadi daya tarik di Bukit Bangkirai. Jembatan ini dianggap sebagai jembatan tajuk pertama di Indonesia. Canopy Bridge di tempat ini didirikan sejak Januari-Februari 1998 oleh kontraktor asal Amerika yang tergabung dalam CCA (Canopy Constraction Asosiated).Jembatan Tajuk di Bukit Bangkirai terbuat dari kayu dan besi anti karat yang memiliki panjangnya sekitar 64 meter. Suatu hal yang unik dari jembatan ini ternyata mampu menghubungkan lima pohon bangkirai. Selain itu, jarak antara satu pohon dengan pohon yang lain rata - rata sekitar 10 hingga 15 meter. Apabila Sobat Roote ingin mencoba naik canopy bridge, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu menaiki menara yang terbuat dari kayu ulin. Hal ini menjadi tahap awal bagi Sobat Roote untuk berpetualang mencapai jembatan tajuk. Oleh sebab itu, untuk menuju jembatan ini harus meniti anak tangga pula.Ketika ingin menyeberangi  jembatan ini tentunya pengunjung bisa merasakan desiran angin yang berhembus. Adanya angin ini membuat canopy bridge bergoyang ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat wisatawan bisa merasakan puncaknya petualangan yang menantang.Walaupun naik jembatan itu menantang adrenalin, tetapi pelancong bisa mengamati dan mendengar suara hewan-hewan dari dalam hutan. Selain itu, selama di jembatan itu bisa melihat beraneka burung langka seperti burung surga maupun enggang.Gimana Sobat Roote tertarik untuk berkunjung ke Bukit Bangkirai-kan ? Tempat ekowisata yang bisa menyajikan keindahan alamnya, suasananya sejuk, dan mengajarkan pelestarian kekayaan hayati yang melimpah. Pokoknya tempat wisata ini cocok untuk liburan bersama keluarga dalam mencoba petualangan adrenalin dan menyajikan kekayaan hayati yang melimpah. Yuk Sobat Roote jelajahi berbagai destinasi wisata lainnya yang seru dan menarik di rootetrail.comReferences:https://www.merdeka.com/sumut/bukit-bangkirai-menjajal-sensasi-berpetualang-di-konservasi-hutan-tropis-kalimantan-timur-172218-mvk.htmlhttps://intisari.grid.id/read/031254902/jembatan-gantung-bukit-bangkirai-wisata-alam-yang-menggoyang-adrenalinhttps://megapolis.id/2023/02/11/wisata-alam-bukit-bengkirai-kalimantan-timur/https://kaltim.suara.com/read/2024/01/06/160058/keunikan-bukit-bangkirai-pesona-hutan-hujan-tropis-yang-masih-alami-di-kutai-kartanegarahttps://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/bukit-bangkirai-pengalaman-petualangan-alam-yang-tak-terlupakan/https://www.sepinggan-airport.com/id/destinasi-wisata/index/bukit-bangkirai-3
Read Full Post
October 04, 2024 oleh Zahra Putri Rachmania

4 Rekomendasi Wisata Ungaran dan Sekitarnya, Enggak Bikin Ka

Wisata Semarang memang tidak ada habisnya untuk dibahas. Selain Lawang Sewu dan Kota Lama, beragam wisata bisa kamu nikmati di kota ini. Tapi tahukah kamu kalau tidak hanya di tengah pusat kota, Semarang juga punya lokasi wisata yang worth it untuk kamu kunjungi, loh!Ungaran. Salah satu wilayah di Kabupaten Semarang ini menawarkan berbagai destinasi wisata yang bisa dinikmati dan gak bikin kantong kamu kering. Penasaran dengan lokasi wisata di Ungaran? Simak beberapa rekomendasi berikut!1.      Pinusia ParkBuat kamu yang mau liburan bareng keluarga, Pinusia Park jadi lokasi yang cocok buat kamu. Tidak hanya menawarkan suasana yang asri, kamu juga bisa menikmati berbagai fasilitas yang disediakan seperti playground, gazebo, live music, dan taman kelinci. Selain itu, Pinusia Park juga memiliki fasilitas ATV yang bisa kamu gunakan dengan hanya membayar Rp25.000 – Rp50.000. Kalau lapar ga perlu khawatir karena mereka juga menyediakan food court dengan harga yang terjangkau loh! Menarik kan? Kapan lagi hanya dengan Rp20.000 kamu sudah bisa berkunjung ke lokasi ini.Alamat: Kalianyar, Kalirejo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.Jam Buka: Senin - Jumat jam 07.00 – 17.00 WIB, Sabtu – Minggu: 07.00 – 21.00 WIB2.      Umbul SidomuktiLokasi wisata lain yang bisa kamu kunjungi di Ungaran adalah Umbul Sidomukti. Berlokasi di lereng gunung Ungaran, Umbul Sidomukti menawarkan pemandangan dan suasana alam yang sayang untuk kamu lewatkan. Hanya membayar tiket masuk sebesar Rp5.000 kamu bisa menikmati berbagai aktivitas seperti berenang di kolam dengan air pegunungan asli, melihat tanaman hias, dan menikmati berbagai wahana seperti flying fox, ATV, E-bike, panahan, trampolin, paddle boat, playground, dan mini race di kawasan little ranch dengan harga masuk Rp20.000. Kamu juga bisa memberi makan kelinci, burung, rusa, kambing, domba, dan ayam hanya dengan menukar tiket masuk.Alamat: Manggung, Jimbaran, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa TengahJam Buka: Setiap Hari pukul 08.00 – 17.30 WIB3.      Alun-Alun Bung KarnoKe Ungaran gak lengkap kalau belum ke Alun-Alun Bung Karno. Di sini, kamu bisa hunting beragam jenis jajanan kaki lima mulai dari dimsum, leker, telur gulung, dan lain sebagainya. Tidak hanya wisata kuliner, kamu juga bisa berkeliling dengan menyewa sepeda listrik, ATV, scooter, dan mobil gowes mulai harga Rp20.000 – Rp25.000. Sementara pada Sabtu dan Minggu, kamu bisa menikmati pasar malam dengan beragam wahana dan aktivitas seru disini. Kalau kamu hanya ingin menghabiskan waktu dengan keluarga, kamu juga bisa piknik loh dengan hanya bermodalkan tiker yang kamu bawa dari rumah. Kamu bisa berkunjung kapanpun dengan hanya membayar parkir sebesar Rp2.000.Alamat: Jl. Jati Raya, Kalipasir, Kalirejo, Kec. Ungaran Tim., Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.Jam Buka: Setiap Hari4.      Pasar Bunga BandunganTempat selanjutnya yang wajib kamu kunjungi adalah Pasar Bunga Bandungan. Pasar Bunga Bandungan menjadi sentra bunga dan tanaman yang cukup terkenal di Semarang. Disini kamu bisa healing dengan melihat bunga-bunga yang cantik dan segar. Beragam jenis bunga bisa kamu temui disini mulai dari mawar, sedap malam, matahari, hydrangea macrophylla, caspea, lili, dan lain sebagainya. Bunga-bunga disini bisa kamu beli mulai dari Rp5.000, loh! Dan yang tidak kalah penting, kamu bisa meminta untuk dibuatkan buket dari bunga yang kamu beli. Pasar Bunga Bandungan ini beroperasi setiap hari mulai dari jam 04.00 – 09.00 pagi.Nah, itu dia empat rekomendasi lokasi wisata di Ungaran dan sekitarnya yang dijamin gak bikin kantong kamu kering! Kunjungi website rootetrails.com untuk mendapatkan rekomendasi destinasi lainnya!    References:https://kumparan.com/jendela-dunia/pinusia-park-destinasi-wisata-tengah-hutan-untuk-healing-21i1lLWiKhJ/3https://regional.kompas.com/read/2022/03/26/173245278/umbul-sidomukti-di-semarang-harga-tiket-jam-buka-syarat-masuk-dan-wahana?page=allhttps://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/artikel/4-aktivitas-seru-saat-berwisata-ke-pinusia-park-ungaranhttps://jateng.antaranews.com/foto/207365/pasar-bunga-bandungan?
Read Full Post
October 02, 2024 oleh Siska Audia

Mengenal Tradisi Petik Laut di Pantai Selatan, jejak tradisi

Indonesia terkenal dengan kebhinekaan suku dan budayanya. Dengan cerita-cerita menarik yang khas di setiap pelosok nusantara.  Salah satunya tradisi ‘Petik Laut’ di penghujung bagian selatan Pulau Jawa. Tradisi yang bukan hanya sekadar ritual, namun juga diselimuti ucapan syukur serta budaya kekeluargaan yang terpampang nyata. Untuk itu mari kenali lebih jauh dan cari alasan mengapa Anda harus mengunjunginya. Sejarah dan makna ‘Petik laut’ Petik laut merupakan suatu tradisi yang digelar dengan cara melarungkan sesaji ke laut sebagai bentuk ucapan syukur akan panen serta doa penolal laba.Tradisi petik laut biasa digelar oleh masyarakat di pesisir pantai  Malang Selatan.pada bulan Suro (Muharram) dalam kalender jawa, yang biasanya berada di bulan September kalender masehi. Pemilihan tanggal ini dilakukan dengan khusus dan sakral. Masyarakat jawa percaya, pada malam satu suro terjadi pertemuan gerbang dunia manusia dan gaib. Hal ini yang menjadikan Satu Suro dianggap suci. Petik Laut berawal dari bentuk akulturasi kebudayaan hindu kuno dan islam yang mengalami evolusi pada masa sekarang. Percampuran kepercayaan budaya hindu dalam prosesi pelarungan sesaji dan penetapan tanggal suro sesuai budaya islam. Petik Laut telah dilakukan sejak tahun 1927-an hingga sekarang. Dan merupakan suatu bentuk pelestarian tradisi warisan nenek moyang. Makna dari tradisi petik laut sendiri merupakan moment doa ucapan syukur atas panen serta permohonan keselamatan dalam bekerja. Petik laut sendiri sering dikaitkan dengan sosok mitologi jawa yakni Nyi Roro Kidul yang dipercaya menjadi penguasa pantai Selatan. Prosesi dan Ritual dalam ‘Petik Laut’Prosesi diawali dengan melakukan persiapan sesaji yang berisikan kepala kerbau, hasil bumi, makanan tradisional, dan benda-benda lain yang dianggap suci. Selanjutnya masyarakat setempat, para nelayan, pemuka agama dan wisatawan yang berkunjung berkumpul di satu tempat untuk melakukan sembahyang. Proses sembahyang dilakukan di awal sebagai bentuk  doa ucapan syukur dan penyerahan diri kepada Sang Hyang Widi. Tempat berkumpul berbeda-beda sesuai dengan pantai yang mengadakan ritual. Misalnya di pantai Sendang Biru akan berkumpul di dermaga pantai untuk melakukan sembahyang sebelum prosesi pelarungan sesaji. Prosesi sembahyang akan dipimpin oleh pemuka agama dan dilanjutkan pengiringan sesaji yang telah dibuat .Kemudian diletakkan di sebuah perahu yang telah dihias dengan warna warni yang mencolok. Setelah itu perahu diiring oleh rombongan masyarakat ke titik tertentu, kemudian perahu berisi sesaji dilarungkan atau dihanyutkan sebagai prosesi penyembahan. Perahu yang berisi sesaji dilarungkan bersama ke tengah laut. Isi sesaji yang telah terbawa arus boleh diambil oleh masyarakat, dengan catatan sesaji masih bisa dijangkau oleh tangan. Sesudah itu setelah semua berhasil terlarungkan, semua yang ikut berpartisipasi secara bersama kembali ke dermaga. Setelah prosesi larung sesaji masyarakat setempat biasa melakukan makan bersama dan di malam harinya akan ada pertunjukan kesenian tradisional. Kenapa harus berkunjung?Petik laut menawarkan sebuah kebudayaan yang autentik. Kebudayaan yang jarang ditemui dan hanya dilakukan di wilayah tertentu. Petik laut bukan hanya menawarkan kebudayaan namun juga keindahan pesisir pantai yang memanjakan mata. Selain keindahan yang ditawarkan, meskipun berada di ujung selatan pulau jawa namun akses jalan yang diberikan telah memenuhi standar kenyamanan. Sepanjang jalan telah diaspal. Jarak jalan yang luas , yang mana memudahkan kendaraan bersimpangan. Hal ini terbukti dengan selesainya proyek JLS (Jalur Lintas Selatan) yang memudahkan akses menuju lokasi. Dengan kemudahan akses ini waktu tempuh perjalanan dari Malang kota menuju ke pantai selatan kurang lebih 2 jam.  Dan yang paling penting, tradisi petik laut gratis tanpa ada loket bagi siapa saja yang ingin mengikuti kegiatan. Hanya sekadar membayar biaya parkir dengan tarif sepeda motor Rp5.000 dan mobil Rp10.000. Bagi Anda yang ingin bermalam, disediakan juga homestay dengan harga kisaran Rp100.000 Rp300.000 per malam. Yuk kapan lagi berwisata sambil belajar mengenai budaya kearifan lokal indonesia. Sempatkan dirimu untuk ikut dalam prosesi Petik Laut tahun ini. Nantikan informasi terupdate terkait wisata pembelajaran dengan mengunjungi situs rootetrails.com References:Hakiki,Imron.2022.Tradisi Petik Laut Sendang Biru, Ungkapan Syukur Nelayan di Malang.Retrieved 8 Agustus 2024,from https://regional.kompas.com/read/2022/09/27/220941078/tradisi-petik-laut-sendang-biru-ungkapan-syukur-nelayan-di-malang Putri, N.A.2022.Ritual Petik Laut di Sendang Biru Kabupaten Malang, wujud syukur para nelayan.Retrieved 7 Agustus 2024,from https://kumparan.com/tugumalang/ritual-petik-laut-di-sendang-biru-kabupaten-malang-wujud-syukur-para-nelayan-1ywQBKGzlXO 
Read Full Post
October 02, 2024 oleh Siska Audia

Budaya Tongkonan, Jantung Kehidupan Sosial dan Spiritual Tan

UNWTO atau United Nations World Tourism Organization menetapkan hari pariwisata dunia pada tanggal 27 September. Tahun 2024, UNWTO mengusung tema “Pariwisata dan Perdamaian” (Tourism and Peace). Pemilihan tema bertujuan untuk memajukan perdamaian, pemahaman antar budaya dan proses rekonsiliasi ( proses penyelesaian konflik). UNWTO mempunyai misi pada tahun ini untuk mempromosikan pariwisata yang berlandaskan akulturasi budaya. Menggabungkan dua aspek budaya berbeda menjadi satu kesatuan utuh. Budaya tongkonan atau rumah adat tongkonan merupakan bentuk pariwisata yang menghubungkan dua unsur berbeda menjadi satu kesatuan. Akulturasi budaya antara kepercayaan animisme dengan agama kristen tercipta pada budaya tongkonan. Nilai sakral yang tercipta diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan kepercayaan, menghubungkan antara dunia manusia dan dunia arwah leluhur. Budaya tongkonan adalah rumah adat khas Tanah Toraja di Sulawesi Selatan. Rumah adat ini memiliki daya tarik dari bentuk arsitektur khas dengan atap melengkung menyerupai perahu dan tanduk kerbau, serta dinding yang dihiasi dengan ukiran yang kaya akan simbol. Rumah adat tongkonan bukan hanya sebagai rumah tinggal, melainkan menjadi pusat kehidupan masyarakat Toraja atau tempat berkumpulnya keluarga besar. Semua keputusan penting terkait suatu permasalahan, dilakukan dalam Tongkonan. Tongkonan juga melambangkan status sosial pemiliknya. Status sosial dilihat dari banyaknya ukiran dan besar ukuran pada Tongkonan. Ukiran yang lebih kaya dan rumit menunjukkan status sosial yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh biaya yang besar dan keahlian khusus dalam membuatnya.  Sejarah dan asal usul leluhur juga mempengaruhi status sosial di Tanah Toraja.  Banyaknya kerbau yang dimiliki masyarakat pun menjadi standar status sosial. Wisatawan yang mengunjungi rumah adat Tongkonan dapat mempelajari dan memahami nilai-nilai budaya Toraja. Interaksi akulturasi budaya di Toraja, mendorong nilai toleransi dan pemahaman antar budaya sebagai bentuk promosi perdamaian. Bentuk toleransi dapat dilihat pada pengaruh “Aluk Todolo”. Aluk Todolo merupakan kepercayaan asli suku Toraja, yang menekankan pada ritual-ritual pemuja leluhur dan alam. Salah satu bentuk ritual yakni upacara kematian “Rambu Solo”. Dimana jiwa orang meninggal diyakini memerlukan bantuan untuk mencapai puya (dunia arwah). Setelah masuknya agama kristen, budaya ini mengalami modifikasi didalamnya. Upacara “Rambu Solo” tetap dilakukan dengan tambahan doa-doa kristen dan cara penghormatan sesuai ajaran kristen.  Disisi lain setelah masuknya agama kristen, fungsi dari rumah Tongkonan pun digunakan sebagai tempat upacara keagamaan dengan tetap mempertahankan fungsi awal sebagai pusat keluarga dan simbol keluarga. Bentuk-bentuk simbol ukiran pun sedikit mengalami modifikasi dengan tambahan unsur salib sebagai simbolisme kristen. Selain mempelajari budaya Toraja, keindahan yang ditawarkan pun tak kalah memukau. Terdapat pegunungan dan lembah hijau , Puncak Lolai yang dikenal sebagai “Negeri di Atas Awan” , serta Air Terjun Sarambu Assing yang patut dikunjungi. Selain budaya Tongkonan terdapat satu destinasi kebudayaan yang tak kalah menarik untuk dipelajari, yaitu kuburan tebing londa dan kete kesu. Tradisi dimana peti mati ditempatkan di tebing-tebing batu atau gua, dengan patung yang mewakili orang tersebut. Banyaknya destinasi wisata yang ditawarkan tentu membuat jiwa healing meronta. Untuk itu adapun beberapa tarif yang dikeluarkan untuk mengunjungi Tanah Toraja beserta fasilitas yang didapat, antara lain : . Secara umum, biaya masuk ke desa-desa yang memiliki Tongkonan sekitar Rp10.000 hingga Rp20.000 per orang. Jika mengikuti tur dengan pemandu dan transportasi biaya yang dikeluarkan sekitar Rp150.00 hingga Rp500.000 per orang. Untuk pengalaman yang lebih lengkap, termasuk akomodasi, makanan tradisional, ritual dan penginapan harga yang ditawarkan mulai dari Rp1.500.000 hingga Rp3.000.000 per orang. Bagaimana tertarik untuk mengunjungi Tanah Toraja? Kapan lagi bisa belajar sambil memanjakan mata dengan pemandangan alam yang indah. Ditambah tradisi yang hanya bisa kita lihat di Toraja saja. Untuk informasi terkait pariwisata pembelajaran dan mengandung unsur toleransi dua budaya lainnya, kunjungi situs rootetrails.com untuk pengalaman menarik lainnya. References:Riona,Nur.2024.Mengenal Rumah Adat Tongkonan Toraja, Sejarah hingga Keunikan Arsitekturnya.Retrieved 19 Agustus 2024,from Mengenal Rumah Adat Tongkonan Toraja, Sejarah hingga Keunikan Arsitekturnya (detik.com) Suyuti,2024.Suku Toraja: Sejarah, Budaya, Adat Istiadat, Dan Prinsip Hidup. Retrieved 19 Agustus 2024, from Suku Toraja: Sejarah, Budaya, Adat Istiadat, dan Prinsip Hidup Halaman 1 - Kompasiana.com
Read Full Post
September 30, 2024 oleh Yopi Sanjaya

Desa Wisata Sangiran di Sragen, Tempat Penyimpanan Purbakala

Desa wisata Sangiran merupakan tempat wisata di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah yang dianggap sebagai rumah situs sejarah, sebab menawarkan berbagai warisan paleontologi kepada wisatawan. Fakta yang perlu diketahui oleh Sobat Roote, pada Desa Wisata Sangiran ini ternyata pernah ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1996. Tidak hanya sebagai tempat penelitian saja, tetapi desa wisata ini bisa menawarkan pengalaman yang unik sebagai destinasi wisata edukatif dalam menjelajahi jejak-jejak kehidupan manusia purba.Bahkan di Desa Wisata Sangiran juga mengembangkan ekonomi kreatif dengan menawarkan paket wisata yang menarik kepada wisatawan. Hal ini bertujuan agar desa wisata ini sebagai ajang promosi dari produk-produk lokal yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.Apa Daya Tarik Tempat Wisata yang Ada di Sekitar Desa Wisata Sangiran?Desa Wisata Sangiran ternyata menyimpan kekayaan fosil purbakala. Sebut saja mulai dari fosil manusia purba, hewan purba, bahkan Sobat Roote bisa menjumpai hasil kebudayaan manusia praaksara di sana. Selain itu, di Desa Wisata Sangiran pengunjung juga bisa menemukan wisata sejarah seperti Punden Tingkir dan Museum Sangiran. Sobat Roote juga perlu mengetahui bahwa Punden Tingkir dipercaya sebagai peninggalan dari Joko Tingkir sebagai tempat petilasan. Adapun Museum Sangiran yang bisa dikunjungi oleh wisatawan untuk melihat berbagai koleksi ribuan fosil dari zaman pleistosen. Di sana para pelancong bisa menjumpai 50 jenis temuan fosil hominid purba di Sangiran. Sobat Roote juga perlu mengetahui bahwa fosil hominid merupakan fosil yang merujuk pada kera berukuran besar yang dianggap sebagai nenek moyang manusia. Maka dari itu, fosil ini bisa dikatakan sebagai perwujudan evolusi manusia. Selain itu, di Museum Sangiran bisa dijumpai lebih dari 13.685 fosil yang mencakup fosil manusia purba, binatang bertulang belakang maupun air, dan peninggalan kebudayaan dari zaman pleistosen yang berwujud batu-batuan.Para wisatawan juga bisa mengunjungi Wisata Air Pablengan yang ada di Desa Wisata Sangiran. Sobat Roote perlu untuk mengetahui dari wisata air ini sebagai sumber mata air yang telah berusia lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Sumber mata air ini ternyata terbentuk dari reaksi pergeseran bumi yang diiringi letusan gunung berapi. Oleh sebab itu, wisata air ini sebagai bukti bahwa ada perubahan lanskap Sangiran yang diawali lautan menjadi terbentuknya daratan.Produk dari Pengembangan Ekonomi Kreatif di Desa Wisata SangiranKetika mengunjungi Desa Wisata Sangiran, ternyata bisa ditemukan berbagai produk dari pengembangan ekonomi kreatif di desa tersebut. Produk ini pun diharapkan mampu memberikan kesan yang menarik bagi wisatawan untuk disimpan sebagai kenangan. Produk dari pengembangan ekonomi kreatif di desa tersebut bisa berupa souvenir  kerajinan, kuliner, hingga fesyen. Misalnya produk berupa souvenir ada kerajinan watu, batu akik, kapak purba, watu sangir, watu lurik, kerajinan bambu, patung manusia purba, asbak, dan gantungan kunci.  Tidak hanya souvenir berupa kerajinan saja, tetapi di Desa Wisata Sangiran menawarkan beraneka ragam produk kuliner yang khas diantaranya: olahan bukur, tiwul, balung kethek, sego kuning, gendar pecel, bubur srintil, sego bancaan, dan kopi purba.Adapun produk berupa souvenir fesyen yang bisa diperoleh dari Desa Wisata Sangiran yaitu Ikat Kepala Wiro Sangir. Ikat kepala ini dari kain batik segi empat yang berasal dari warisan tetua adat.Apa Saja Paket Wisata yang Ada di Desa Wisata Sangiran? Pengunjung Dijamin Puas Untuk MenikmatinyaAdapun paket wisata di Desa Wisata Sangiran yang bisa diperoleh kepada pengunjung yaitu:Paket Lokal 1 (Harga Rp 85.000/orang)Fasilitas:Museum SangiranKlaster SangiranPraktik UMKMWelcome DrinkMakan SiangGuide ProfesionalShuttle BusPaket Lokal 2 (Harga Rp 75.000/orang)Fasilitas:Museum SangiranLapisan Tanah PurbaKerajinan SangiranATV 2 kali putaranWelcome DrinkGuide ProfesionalShuttle BusPaket Lokal 3 (Harga Rp 60.000/orang)Fasilitas:Museum SangiranUMKM SangiranKerajinan SangiranWelcome DrinkGuide ProfesionalShuttle BusKeterangan:Harga bisa berubah sewaktu - waktu selama belum ada deal bookingNo DP = No KeepDesa Wisata Sangiran yang hanya memiliki berbagai peninggalan situs arkeologis dan paleontologis saja ternyata mampu bertransformasi sebagai destinasi wisata edukatif bagi pelancong. Dengan potensi yang dimiliki dari desa wisata Sangiran ternyata mampu menyajikan informasi yang mendalam terkait peninggalan kehidupan manusia purba. Oleh karena itu, bisa membantu wisatawan untuk mengetahui warisan leluhur dari evolusi manusia pada masa itu. Selain itu, di Desa Wisata Sangiran juga mampu mengembangkan ekonomi kreatif dengan menyesuaikan mata pencaharian masyarakat setempat. Hal ini karena sebagian masyarakat di desa tersebut berprofesi sebagai pengrajin batu, kayu, dan bambu. Walaupun begitu, mereka mampu menghasilkan beraneka ragam produk souvenir yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.Yuk Sobat Roote mari jelajahi berbagai destinasi wisata lainnya yang seru dan menarik di rootetrail.comReferences:https://youtu.be/B4_5L359kAg?si=5bJlPyTE2VflK0C3https://www.kemenparekraf.go.id/hasil-pencarian/desa-wisata-sangiran-menawarkan-situs-purbakala-dan-wisata-sejarah-yang-kentalhttps://www.indonesia.travel/id/id/ide-liburan/3-alasan-kenapa-wajib-berkunjung-ke-museum-manusia-purba-di-desa-wisata-sangiran.htmlhttps://quarta.id/leisure/magnet-desa-wisata-sangiran-situs-purbakala-dan-wisata-sejarah-yang-kental/#:~:text=Beberapa produk ekonomi kreatif dari,, asbak, hingga gantungan kuncihttps://soloraya.solopos.com/desa-wisata-sangiran-sragen-tawarkan-3-paket-menarik-harga-mulai-rp60-000-1907828
Read Full Post
September 26, 2024 oleh Syifa Khoirul Hafidz

Wisata Srumbung Gunung, Potret Perpaduan Alam dan Perdamaian

Berbicara perihal pariwisata, tahukah kamu bahwa ada satu hari setiap tahunnya yang diperingati sebagai hari pariwisata sedunia? Yup! Hari itu dikenal secara internasional sebagai World Tourism Day yang diperingati setiap tanggal 27 September sejak tahun 1980 sekaligus menjadi momen penting bagi sektor pariwisata Indonesia. World Tourism Day 2024 ini mengusung tema Tourisme and Peace. UNWTO (United Nations World Tourism Organization) telah menetapkan tema tahun ini untuk membahas peran pariwisata dalam mempromosikan perdamaian sebagai kontributor penting bagi pembangunan pariwisata berkelanjutan.Sehubungan dengan hal itu, ada rekomendasi tempat wisata bagus nih buat kamu yang antusias dengan hal-hal yang berkaitan dengan perdamaian. Namanya adalah Desa Wisata Srumbung Gunung. Desa ini bukan hanya menawarkan pesona alam yang memukau, tetapi juga menjadi simbol kuat dari perdamaian dan pelestarian budaya yang sejalan dengan tema World Tourism Day 2024.Desa Wisata Srumbung Gunung terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Ditetapkan sebagai Desa Wisata Kreatif Perdamaian oleh Jawa Tengah yang mengusung konsep pengembangan budaya dan seni masyarakat. Berbagai kegiatan yang dilakukan di sana menjadi sarana untuk mempromosikan perdamaian dunia.Keindahan Alam dan Masyarakat yang DamaiSrumbung Gunung dikelilingi oleh pemandangan alam yang luar biasa, mulai dari hutan yang lebat, sawah terasering yang hijau, hingga aliran sungai yang jernih. Pemandangan gunung ungaran yang megah menjadi latar belakang desa ini, menciptakan suasana yang menenangkan dan penuh inspirasi. Desa ini adalah surga bagi pecinta alam dan petualangan. Kamu bisa melakukan berbagai aktivitas seperti bersepeda, trekking, hingga eksplorasi ke kawasan hutan dan sungai. Bagi kamu yang mencari tempat untuk melepas penat, desa ini menjadi destinasi yang tepat untuk dikunjungi. Keindahan alam yang ditawarkan oleh Srumbung Gunung bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga memberikan ketenangan batin yang tidak ditemukan di tempat lain. Masyarakat Srumbung Gunung dikenal dengan keramahannya. Mereka hidup dalam harmoni dengan alam, menjaga adat istiadat dan tradisi yang telah diwariskan turun temurun. Kearifan lokal yang mereka anut mencerminkan prinsip hidup yang selaras dengan alam. Mereka menjaga keseimbangan antara eksplorasi sumber daya dan pelestarian lingkungan.Salah satu keunikan dari desa ini adalah cara masyarakatnya mempraktikkan nilai-nilai perdamaian dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan dan gotong royong menjadi bagian dari identitas masyarakat. Segala permasalahan diselesaikan melalui musyawarah, mencerminkan pentingnya perdamaian dalam kehidupan komunitas. Wisata Sebagai Sarana PerdamaianTema Tourism and Peace yang diangkat dalam World Tourism Day 2024 menjadi pengingat akan pentingnya pariwisata dalam membangun dan memelihara perdamaian global. Desa wisata Srumbung Gunung adalah contoh nyata bagaimana pariwisata dapat memperkuat perdamaian. Melalui interaksi antara masyarakat lokal dan wisatawan, terjadi pertukaran budaya yang saling mempererat hubungan antarbangsa. Wisatawan yang datang ke Srumbung Gunung tidak hanya menikmati keindahan alamnya, tetapi juga belajar tentang kehidupan yang damai dan harmonis. Mereka diajak serta dalam kegiatan masyarakat, seperti belajar membuat kerajinan tangan, mengikuti upacara adat, atau berpartisipasi dalam program konservasi alam. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menjaga perdamaian, baik dengan sesama manusia maupun dengan alam.Berikut ini paket wisata yang bisa kamu coba di Desa Wisata Srumbung Gunung:Bajak Sawah (Rp15.000/orang)Dhawuhan (Rp25.000/orang)Belajar Gamelan (Rp10.000/orang)Belajar Tari Tradisional (Rp15.000/orang)Gowes (Rp20.000/orang)Peace Camp (Rp575.000/orang)Kreasi Sendaren (Rp75.000/orang)Kreasi Janur (Rp10.000/orang)Kreasi Barang Bekas (Rp15.000/orang)Batik Ciprat (Rp250.000/orang)Gimana nih? Menarik banget kan untuk masuk ke wishlist Sobat Roote yang suka travelling dan belajar soal perdamaian. Yuk, baca juga artikel menarik di website rootetrails dan instagram @rootetrails untuk mendapat informasi petualangan seru lainnya!References:https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/kreatif_perdamaian_srumbung_gununghttps://www.kompasiana.com/yustisia.kristiana/6524a7dbedff7626ea546b92/desa-wisata-kreatif-perdamaian-srumbung-gunung-menyampaikan-nilai-perdamaian-melalui-pengalaman-wisata
Read Full Post
September 25, 2024 oleh Zahra Putri Rachmania

Mengenal Tradisi Ngejot di Bali, Wujud Toleransi Antar Umat

“Tourism and Peace” begitu tema Hari Pariwisata Dunia atau World Tourism Day tahun 2024. Tema ini dipilih bukan tanpa alasan. Dipilihnya tema ini bertujuan untuk menekankan bahwa pariwisata dapat berperan penting dalam mendorong perdamaian dan pemahaman antar bangsa. Jika berbicara mengenai perdamaian, tentunya Bali merupakan bukti konkret untuk melihat perdamaian dan kerukunan. Dalam hal ini, Tradisi Ngejot dapat menjadi contoh untuk melihat kerukunan dan perdamaian masyarakat Bali. Apa itu Tradisi Ngejot? Simak ulasannya di bawah ini!“Ngejot”Kalian mungkin asing dengan kata ini, tapi tahukah kamu kalau “Ngejot” berasal dari bahasa Bali yang artinya “memberi”. Oleh karena itu, Tradisi Ngejot merupakan tradisi memberi hadiah kepada umat beragama lain. Dalam agama Hindu, tradisi ini merupakan bentuk membalas kebaikan yang telah diberikan kepada mereka. Sementara dalam agama Islam, tradisi ini mirip dengan amalan sedekah namun diberikan kepada umat agama lain diluar Islam. Kapan dilaksanakan?Tradisi ini biasanya dilaksanakan menjelang hari besar tertentu. Umat muslim merayakan tradisi ini pada Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Adha, Idul Fitri, dan Isra Miraj. Pada umat Hindu, tradisi ini dilakukan pada Galungan, Kuningan, dan Odalan. Begitu juga dengan umat beragama lain seperti Kristen yang dilakukan pada Hari Natal. “Hadiah” dalam Tradisi NgejotMenariknya, hadiah yang diberikan dalam tradisi ini bukan barang, loh! Umat yang merayakan biasanya akan memberikan sesuatu yang bisa dimakan. Misalnya umat Islam akan memberikan opor ayam dan ketupat kepada tetangga mereka yang beragama Hindu atau Kristen.Begitu juga dengan umat Hindu yang akan memberikan ayam betutu kepada tetangga mereka yang beragama Islam atau Kristen. Tidak hanya makanan khas hari raya, buah, snack, kue, dan lain sebagainya juga bisa menjadi hadiah dalam tradisi ini.Apa tujuannya?Dengan saling memberi kepada antar umat beragama, tradisi ini bertujuan sebagai bentuk menghormati dan menghargai setiap individu terlepas dari perbedaan yang dimiliki. Tidak hanya itu, tradisi ini bertujuan untuk menciptakan kerukunan dan lingkungan masyarakat yang damai. Gimana? Keren bukan? Tradisi ini jadi bukti kalau perbedaan bukan jadi halangan untuk hidup rukun dan damai kok!Kunjungi  laman website www.rootetrails.com untuk mendapatkan informasi lainnya!References:Al Khanza & Prajawira. (2022). Tradisi Ngejot: Makna dan Perilaku Keuangan (Studi pada Masyarakat Kampung Jawa Wanasari). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo. 8(1). 49-58https://www.kintamani.id/tradisi-ngejot/https://kemenag.go.id/daerah/mengenal-ngejot-tradisi-berbagi-umat-muslim-dan-hindu-di-bali-61swoq
Read Full Post
September 23, 2024 oleh Yopi Sanjaya

Masjid Menara Kudus, Simbol Akulturasi Beraneka Ragam Budaya

World Tourism Day 2024 yang kali ini mengusung tema Tourism and Peace akan menjadi momentum bagi dunia pariwisata untuk mempromosikan simbol perdamaian berkelanjutan. Momentum ini tentunya akan diperingati setiap tanggal 27 September.Membahas terkait pariwisata, kali ini ada rekomendasi tempat wisata religi yang cocok untuk Sobat Roote dengan tema tersebut. Salah satu tempat wisata religi itu adalah Masjid Menara Kudus yang mampu menawarkan pesona akulturasi berbagai warisan budaya sehingga menjadi simbol kuat untuk perdamaian dan pelestarian budaya.Arsitektur yang megah dan menakjubkan dari bangunan Masjid Menara Kudus (Sumber: instagram.com/Taufiq_khan27)Masjid Menara Kudus atau nama lain dari Masjid Al Aqsa maupun Masjid Al Manar merupakan salah satu situs bersejarah dan destinasi wisata religi yang paling ikonik di Indonesia. Masjid Menara Kudus terletak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.Sejarah awal mula berdirinya Masjid Menara Kudus diperkirakan pada abad ke-15 M atau abad ke-16 M. Berdasarkan dari manuskrip yang ada di mihrab masjid, berdirinya bangunan ini sekitar pada tahun 956 H atau 1549 M. Pada sisi lain, di manuskrip lawang kembar bahwa terbentuknya masjid ini sejak tahun 1215 H. Pembangunan masjid ini digagas oleh Ja’far Shodiq atau biasa dikenal Sunan Kudus.Apakah Sobat Roote sudah mengetahui bahwa salah satu tempat wisata religi ini bisa mengakulturasikan berbagai budaya yang berbeda? Suatu hal yang perlu diingat oleh sobat Roote bahwa Masjid Menara Kudus ternyata bisa memadukan jejak-jejak warisan Hindu, Budha, Islam, dan Hindia-Belanda dengan cara akulturasi budaya.Selain itu, apakah Sobat Roote percaya bahwa dari berbagai warisan budaya yang berbeda bisa diakulturasikan pada bangunan tersebut? Daripada bikin penasaran, yuk simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut keunikan Masjid Menara Kudus yang dianggap sebagai simbol akulturasi berbagai budaya.Apa Keunikan dari Segi Arsitektur Masjid Menara Kudus?Bagian menara di Masjid Menara Kudus yang mempunyai kemiripan dengan arsitektur Hindu (Sumber: youtube/netmediatama)Masjid Menara Kudus ternyata mempunyai keunikan tersendiri karena bisa memadukan konsep arsitektur dari warisan Hindu, Budha, Islam, dan Hindia-Belanda. Bagian penting dari arsitektur masjid ini pun terdapat di menara, pintu gerbang, serambi masjid, dan lain-lain yang dapat menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung.Bagian menara di masjid ini memiliki kemiripan dengan gaya arsitektur Hindu. Sebab pada konsep arsitektur menara ini ternyata identik dengan Candi Jago. Sedangkan untuk bentuk atap menara ini ternyata mirip dengan balai Kul-Kul yang ada di Bali.Selain itu, Sobat Roote bisa menemukan Gapura Paduraksa ataupun dikenal lawang kembar (pintu kembar) yang memiliki ciri khas dengan gaya arsitektur Hindu. Gapura ini berada di ruang utama dan serambi masjid.Adapun pancuran air wudhu yang terdapat di Masjid Menara Kudus, ternyata pada segi arsitekturnya berasal dari unsur Budha. Pancuran ini berjumlah delapan buah yang di bagian atasnya mirip dengan kepala patung (arca). Dari gaya arsitekturnya, dianggap berkaitan dengan filosofi Budha, yaitu delapan jalan kebenaran atau disebut asta sanghika marga.Pada bagian kubah serambi masjid ini juga terdapat kaligrafi beraliran unsur-unsur Islam yang ditempatkan di ventilasi cahaya mengelilingi ruangan. Kemudian, pada bagian pintu ganda masjid dengan sistem geser ternyata menyerupai gaya arsitektur unsur Islam, tepatnya diambil dari Kesultanan Mughal di India. Pintu ini terbuat dari material kaca transparan. Pintu ganda dengan dua buah daun pintu ini memiliki ciri khas dengan arsitektur Hindia-Belanda. Tidak hanya itu saja, jendela yang bisa dijumpai pada bangunan masjid ini kental dengan nuansa Hindia-Belanda.Mengenal Budaya Lokal di Sekitar Masjid Menara KudusMenggelar doa bersama pada kegiatan Tradisi Dandangan di sekitar Masjid Menara Kudus (sumber: youtube/netmediatama)Suatu hal yang perlu diketahui oleh Sobat Roote, ada banyak budaya lokal yang unik di sekitar Masjid Menara Kudus. Budaya lokal ini masih eksis hingga saat ini karena masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.Misalnya saja ada Tradisi Dandangan yang dianggap sebagai tradisi untuk menyambut pengumuman dalam menentukan tanggal 1 Ramadhan. Tradisi ini juga dikenal sebagai ‘sidang isbat’ bagi masyarakat Kudus. Biasanya tradisi ini dapat dijumpai di pasar malam menjelang bulan Ramadhan.Keberadaan Tradisi Dandangan di sekitar masjid tersebut menjadi momentum bagi pedagang untuk berjualan. Mereka biasanya berjualan berbagai makanan tradisional dan menjajakan pakaian.Selain itu, di sekitar Masjid Menara Kudus masyarakat dapat menjumpai Tradisi Tabuh Beduk Blandrangan. Tradisi ini diadakan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dengan diawali doa bersama di tajuk Menara Kudus. Selanjutnya, ada kegiatan menaiki puncak Menara Kudus oleh satu orang pemimpin yang ditemani enam anggota. Kemudian dari enam orang itu, ada dua orang yang menabuh bedug dan empat orang bersiap melantunkan doa serta shalawat. Tidak hanya itu saja, pada tradisi ini menyajikan kuliner khas Kudus seperti ada pecel meniran, soto kerbau, dan puli kotokan.Kini, sudah tau-kan Sobat Roote bahwa Masjid Menara Kudus ternyata menjadi aset akulturasi dari berbagai budaya. Keunikan dari segi arsitektur maupun nilai sejarahnya menjadikan salah satu destinasi wisata religi ini sebagai warisan budaya yang sangat berharga. Selain melihat keindahan dari arsitekturnya yang bikin takjub, ternyata pada masjid ini menyajikan budaya lokal yang masih terjaga. Oleh sebab itu, Masjid Menara Kudus perlu dilestarikan supaya destinasi wisata ini bisa terjaga dengan waktu yang lama.Yuk Sobat Roote mari jelajahi berbagai destinasi wisata lainnya yang seru dan menarik di rootetrail.comReferences:https://www.liputan6.com/regional/read/5537598/tradisi-dandangan-kearifan-lokal-warga-kudus-sambut-ramadanhttps://joglojateng.com/2023/03/27/mengenal-tabuh-beduk-blandrangan-di-menara-kudus/https://kumparan.com/berita-terkini/keunikan-dari-masjid-menara-kudus-pada-ornamen-dan-arsitekturnya-227OLTCt7kLhttps://hima.fib.ugm.ac.id/himapedia-arsitektur-masjid-menara-kudus-dalam-bingkai-akulturasi-nusantara/Azzakil A.F dkk., (2021). Akulturasi Budaya Masjid Menara Kudus Ditinjau dari Makna dan Simbol. Hermanto. H. (2023). Konsep Islam yang Mendasari Bentuk Menara Kudus dan Ornamen Masjid Al-Aqsha. Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 10 (1): 1-7.Supatmo. (2014). Keunikan Ornamen Bermotif Figuratif pada Kompleks Bangunan Masjid Menara Kudus.
Read Full Post
July 20, 2024 oleh Lawinda Rahmawati

Intip Kuliner dan Monumen Menarik di Jalan Pajajaran Bandung

Kenapa Bandung? Ada apa sih di kota kembang satu ini, buat yang penasaran ada destinasi apa aja di Kota Bandung. Artikel ini bisa jadi referensi sobat Roote yang mau healing atau sekedar jalan-jalan santai di Bandung. Yuk simak sampai akhir! Bukan hanya cantik dan indah, Kota Bandung ternyata menyimpan histori dan cerita-cerita yang menarik lho! Mulai dari bangunan, jalan, hingga kulinernya. Artikel ini akan mengajak sobat Roote keliling Jalan Pajajaran di Bandung yang pastinya bisa menambah wawasan dan mengulik kenangan  sisa-sisa bangunan zaman Hindia Belanda, yang sampai sekarang masih dilestarikan. 1. Monumen KTT Non Blok Setiap kota pasti memiliki ikon yang menjadi pengingat adanya peristiwa penting yang pernah terjadi di sana. Contohnya seperti Kota Bandung yang punya Monumen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non Blok. Monumen ini menjadi ikon pengingat adanya Gerakan Non Blok atau GNB pada tahun 1992 di Jakarta. Dalam tugu ini, terdapat tiga dinding yang bertuliskan lirik lagu tentang GNB lengkap dengan narasi dari konferensi tersebut. Di sini, sobat Roote bisa mendapatkan informasi seputar GNB secara langsung lho! Selain itu, tempat ini juga cocok untuk bersantai sambil duduk-duduk di bangku taman. 2. Cakwe Lie Tjay TatCakwe Lie Tjay Tat menjadi salah satu kuliner legendaris di sepanjang Jalan Padjadjaran. Biasanya para pembeli datang pagi-pagi untuk mengantre supaya kebagian. Konon, pemilik kuliner cakwe yang bernama Lie Tjay Tat ini sudah merintis bisnis cakwe selama hampir 86 tahun lamanya lho! Apabila sobat Roote berkunjung ke Jalan Padjadjaran Bandung jangan lupa cobain Cakwe Lie Tjay Tat, ya! 3. Gereja Pandu Pajajaran Sekitar 80 tahun yang lalu, umat Katolik yang bertempat tinggal di daerah Pandu dan sekitarnya tidak memiliki tempat ibadah permanen untuk sembahyang. Namun, sekarang apabila sobat Roote melewati Jalan Pandu di Bandung, akan terlihat satu gedung gereja yang berdiri megah, anggun, dan asri. Gereja Pandu juga memiliki nama lain, yaitu Gereja Bunda Tujuh Kedukaan. Hal tersebut karena di dalam Gereja Pandu, terdapat sebuah rute perenungan 7 kedukaan Bunda Maria yang menceritakan tentang kisah duka dari Bunda Maria. Sobat Roote yang penasaran dan tertarik dengan keindahan gereja ini bisa berkunjung kapanpun lho! Jangan lupa untuk berpakaian sopan ya, karena tempat ini merupakan tempat ibadah. 4. Pemakaman Pandu Memorial Awalnya makam pandu ini dibuat khusus untuk orang-orang berkebangsaan Eropa saja, makam ini menjadi salah satu dari tujuh makam kehormatan Belanda di Indonesia lho! Makam yang dikelola oleh Yayasan Makam Kehormatan Belanda (Oorlogsgravenstichting, OGS) ini terbagi menjadi tiga kawasan. Pertama, pemakaman umum untuk non muslim. Kedua, kawasan pemakaman Belanda. Ketiga, pemakaman Ereveld yang artinya taman kehormatan. Tapi makam yang ketiga ini tidak dibuka untuk umum ya. Di sini, sobat Roote bisa melihat-lihat makam tokoh bersejarah sekaligus berziarah, berkunjung ke perpustakaan dan toko souvenir. 5. Rumah Makan Sunda Ma'UnehBelum lengkap rasanya kalau berwisata ke Kota Bandung, tetapi belum mencicipi kuliner khas Sunda, pasti ada yang kurang. Rumah Makan Ma’ Uneh bisa jadi pilihan untuk sobat Roote yang penasaran dengan kuliner khas Sunda. Sudah berdiri sejak 1960-an, menu makanan yang ditawarkan di rumah makan ini hampir mencapai 100 jenis makanan lho! Awalnya, pemilik dari rumah makan ini yaitu Mak Uneh, memulai usaha kulinernya di sebuah gang sempit yang bernama Gang Terasana yang terletak di Jalan Pajajaran. Sewaktu dulu, menu andalan yang paling laku terjual oleh Mak Uneh adalah lotek. Tapi sayangnya, menu andalan ini sudah ditinggalkan sejak lama.Selain tempat-tempat di atas, masih banyak tempat dan bangunan bersejarah lainnya yang bisa sobat Roote kunjungi saat berada di Kota Bandung. Nah, ternyata banyak banget ya gedung-gedung dan landmark yang menyimpan cerita unik dan bersejarah di Jalan Pajajaran Bandung. Ikuti terus artikel dan trail menarik lainnya di website rootetrails.com untuk mendapatkan rekomendasi destinasi lainnya!
Read Full Post


1